Kamis, 03 November 2022

AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF

 

 

MENGEMBANGKAN DISIPLIN POSITIF MELALUI 5 POSISI KONTROL GURU

 

Orang tua menitipkan putra dan putri mereka kesekolah dengan maksuk agar mereka memilki disiplin yang tinggi agar mereka dapat membawa kebahagiaan bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Dalam program mendisiplinkan peserta didik maka setiap satuan pendidikan memiliki aturan agar diikuti peserta didik yang ada dalamnya. Selama menjalankan aturan-aturan tersebut ada ketidakcocokan yang dirasakan peserta didik sehingga harapan orang tua dan pihak satuan pendidikan tidak tercapai. Untuk memperbaiki ketidakcocokan peserta didik dan pihak satuan pendidikan harus ada langkah pendisiplinan positif yang dilaksanakan peserta didik dengan penuh kesenangan dan bahagia menjalankan aturan-aturan satuan pendidikan.

Disiplin positif adalah proses pembelajaran dengan pendekatan mendidik anak untuk melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri. Disiplin berbeda sama sekali dengan hukuman meskipun disiplin sering diterapkan dengan menggunakan teknik hukuman. Tujuan disiplin positif adalah membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab untuk membuat keputusan yang baik dan penuh pertimbangan. Pada saat peserta didik disiplinkan dari yang dapat mengatur tatanan kehidupan dalam belajar, maka bentuk disiplin peserta didik meliputi ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Disiplin dalam bentuk perilaku atau tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik yang ditetapkan secara individu atupun kelompok sejak aturan itu diterapkan.

Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas kita selama ini. Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Untuk penerapkan disiplin bagi Pendidik zaman sekarang perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam kelas yang masyarakat butuhkan agar terciptanya peserta didik yang mempunyai karakter bangsa nan santun. Agar penerapan disiplin ini efektif, yang berpusat memerdekakan dan memandirikan peserta didik ada 5 posisi kontrol guru yang dapat dilaksanakan yaitu: 1. Penghukum, 2. Pembuat Rasa Bersalah, 3. Teman, 4. Monitor (Pemantau) dan 5. Manajer. Mari kita tinjau lebih dalam kelima posisi kontrol yang dapat menerapkan disiplin ini menjadi efektif.

Posisi kontrol penghukum oleh pendidik adalah usaha untuk mengontrol peserta didik dengan cara menyakiti karena penghukuman ini bisa dilakukan secara fisik atau verbal. Dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian peserta didik secara menyeluruh maka proses pembelajaran pada pengetahuan (kognitif), kemampuan berbuat sesuatu (psikomotor), memiliki kebiasaan sikap mental dan kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di masyarakat (afektif) dibuat aturan secara seimbang. Supaya proses penyelenggaraan pendidikan dapat berlangsung secara efektif maka sangat penting untuk melatih kedisiplinan siswa agar mau belajar. Salah satu penegakan kedisiplinan peserta didik pada satuan pendidikan adalah dengan penerapan hukuman. Penerapan hukuman yang dilakukan pendidik akan berakibat pada peserta didik yang marah dan dendam atau bersikap agresif. Memahami posisi kontrol penghukum serta dampak kepada peserta didik diharapkan pendidik dapat menghindar dari posisi control hukuman tersebut. Penghukuman ini diharapkan: memberi memberikan efek jera, bersifat edukatif atau mendidik, tidak boleh mempermalukan peserta didik. Contoh hukuman yang diberi Pendidik kepada peserta didik adalah sebagai berikut: mengerjakan soal di papan tulis, merangkum materi pelajaran, memberi tugas tambahan, membaca hafalan di depan kelas.

Posisi kontrol pembuat rasa bersalah berusaha mengontrol dengan cara menyakiti peserta didik tetapi dengan suara lembut, dengan meminta peserta didik menjelaskan kesalahan yang dilakukannya, mencari waktu untuk mendengarkan kesalahan peserta didik lalu beri motivasi kepadanya, hindari nada menghina, dan pendidik memahami bahwa kesalahan itu harus diperbaiki. Dampak kepada peserta didik setelah berbicara dengan pendidik dapat menghindari perasaan bersalahnya lalu merubah dirinya untuk lebih baik lagi tetapi bisa juga peserta didik memiliki rasa bersalah karena telah mengecewakan gurunya dan ini berakibat kepada perasaan takut bertanya jika dia nanti mempunyai kesulitan yang butuh bantuan.

Posisi Kontrol Teman, Adakalanya pendidik menjadi teman dengan peserta didik namun ternyata tidak efektif padahal pendidik tidak menyakiti peserta didik sedangkan pendidik harus tetap mengontrol peserta didik melalui tugas yang diberikan. Jika peserta didik belum termotivasi untuk memahami materi maka salah satu langkah yang dapat mendorong mereka belajar adalah temannya yaitu dengan pembelajaran secara kooperatif atau berdiskusi dengan kelompok kecil sehingga perdebatan terjadi untuk menghasilkan kesepakatan bersama Penerapan posisi kontrol dengan cara diskusi adalah langkah untuk mengajak peserta didik untuk memecahkan masalah, menjawab pertanyaan dan memahami pengetahuan peserta didik. Dengan berdiskusi, peserta didik dapat memecahkan masalah dan pesera didik saling berinteraksi. Dampak posisi kontrol teman ini bisa berakibat baik karena mereka yang paham menjadi tempat bertanya bagi teman yang belum paham tetapi dapat berakibat tidak baik jika temannya tidak mendukung keinginan-tahuannya dalam memahami pengetahuan dan akan membuat minder atau tidak percaya diri jika tidak ada pendidik disampingnya.        

Posisi Kontrol Pemantau, artinya pendidik mengawasi peserta didik dalam melaksanakan peraturan-peraturan dan konsekuensi yang ada disatuan pendidikan. Posisi pemantauan diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk memotivasi diri sendiri agar dapat mengikuti aturan yang ada di satuan pendidikan. Pendidik sebagai pemantau dapat disebut sebagai akar perubaan dan pembaharuan yang berhasil terwujudnya nilai-nilai karakter yang diharapkan dalam dunia pendidikan. Pendidik dan masyarakat, menciptakan keadaan atau situasi belajar yang baik serta menjamin keberhasilan peserta didik untuk menuntut ilmu. Pendidik harus meningkatkan kompetensi dan keterampilan agar dapat membawa peserta didik belajar dengan senang, kompetensi yang dimiliki yaitu kompetensi: personal, social, dan profesional. Kompetensi personal yaitu menjalankan tugas dengan melakukan tanggung jawab terhadap diri sendiri, sedangkan kompetensi sosial, seperti ada koneksinya dengan kehidupan bersama individu lain untuk dapat lebih mudah bergaul dengan sesama manusia, kompetensi profesional pendidik agar lebih memperdalam materi dan metode yang digunakan saat membimbing peserta didik. Dampak kepada peserta didik jika pendidik memiliki kompetensi personal, social dan professional maka pendidik tersebut dapat melayani peserta didik dengan baik. Pendidik dalam menjalankan tugasnya yaitu mengawasi atau mengembangkan pembelajaran akan dituntut memiliki kemampuan berinteraksi dan memenuhi berbagai persyaratan, antara lain: menolong orang-orang, menghargai seseorang, bertenggang rasa, dan mau membela sesama makhluk. Kompetensi profesional pendidik yaitu kemampuan pendidik dalam membagikan ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan baru, kecakapan kepada peserta didik yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek pribadi.

Posisi Kontrol Manajer mendukung peserta didik melakukan restitusi dan mendorong peserta didik menemukan motivasi internalnya. Pendidik menjadi mentor  dalam melakukan sesuatu yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan peserta didik, memberi peserta didik untuk presentasikan karyanya dengan berani. Latihan dari masalah yang dibahasa oleh kelompok untuk mempunyai kesepakatan jawaban yang benar dari kelompok tersebut lalu peserta didik mampu mempertahankan jawanan yang sudah mereka sepakati. Dampak kepada peserta didik jika diterapkan posisi kontrol manajer adalah menciptakan kemandirian, sikap bergotong royong dan saling bertoleransi akan muncul pada pembelajaran jika diberi peluang mereka belajar dengan cara berdiskusi dan mempresentasikannya di dalam kelas nanti. Disini pendidik memberi teladan dalam kegiatan pembelajarannya, tidak main tunjuk, berharap melatih mereka nanti akan menjadi pemimpin setelah lulus dari satuan pendidik yang diikuti sekarang. Di bawah ini adalah tabel motivasi dari disiplin positif kepada peserta didik.

Dari 5 posisi kontrol pendidik yang terbaik adalah posisi kontrol manajer karena posisi ini pendidik diharapkan menjadi teladan, pembimbing, pemimpin, motivator, teman, orang tua, dan tempat peserta didik menerima ilmu dari ilmu yang dimiliki pendidik dalam mata pelajaran yang di ampu. 

 



 

Referensi:

Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998)

 

 https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-mandiri/aksi-nyata/1065749?topik_name=Refleksi%20Diri&topik_id=22

 

Bapak/Ibu Guru dan Peserta Didik, mohon masukannya untuk karya saya ini. Umpan balik Bapak/Ibu dan Peserta Didik akan sangat membantu untuk meningkatkan kualitas karya saya. Sebelumnya Saya ucapkan “Terima kasih”.

Pertanyaan dalam Umpan Balik adalah:

1.       Mengapa saya tidak dapat merespon umpan balik yang diberikan rekan guru lain?

2.       Bagaimana cara melihat ringkasan analisa kuesioner umpan balik?

3.       Pendapat saya setelah melihat artikel ini: 1. Awal aksi nyata belum paham tentang? 2. Setelah ada artikel ini sangat bermanfaat untuk guru dan siswa, Sebutkan kebermanfaatan terhadap arikel ini?  3. Harapan saya agar dapat membuat artikel aksi nyata yang berbeda tetapi masih dalam topik yang sama.

https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-mandiri/aksi-nyata/1065749?topik_name=Refleksi%20Diri&topik_id=22 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

14 komentar:

  1. Alhamdulillah informasi ibu sangat bermanfaat sekali untuk mengembangkan disiplin positif dan sangat mudah ditetapin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Namira atas komentarnya. Disiplin positif memang bermanfaat bagi peserta didik karena mengajak peserta didik bertanggungjawab untuk mendisiplinkan diri sendiri yang akan digunakan setelah peserta didik tidak berada dalam satuan pendidikan atau kegiatan di rumah atau tempat kerjanya nanti. Kebiasaan disiplin diri ini akan mempengaruhi karakter paserta didik dan guru yang akan menjadi pemimpin dengan segala tindakannya menjadi teladan bagi lingkungannya ... Semoga Mbak Namira nanti juga selalu menjadi teladan bagi lingkungan karena memiliki karakter disilpin positif yang tinggi ya ... Aamiin ....

      Hapus
  2. Kurikulum merdeka tenyata sangat menyenangkan dan sangat berguna untuk masa depan, semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Risky atas komentarnya. Kurikulum merdeka yang didalamnya terdapat kegiatan pendisiplian positif mengajak peserta didik untuk terbiasa memiliki disiplin positif yang tinggi sehingga dengan senang hati melakukan pembiasaan yang berguna dimasa depan peserta didik dan dengan semangat merancang kegiatan mengembangkan diri yang sesuai dengan potensi dirinya ... Semoga Mas Risky memiliki disiplin positif yang tinggi sehingga setiap rencana yang dibuat untuk memiliki SDM yang handal lewat disiplin positif tercapai dengan penuh bahagia melaksanakan prosesnya ... Aamiin ....

      Hapus
  3. baguss bangettt dan bermanfaat untuk mengembangkan disiplin , semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Saffa atas komentarnya. Memang benar disiplin positif bermanfaat untuk mengembangkan potensi diri peserta didik agar terbiasa memiliki rencana hidupnya dimasa depan dan melaksanakan rencana tersebut serta mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut menjadi kegiatan yang menyenangkan dan penuh semangat menjalaninya ... Semoga Mbak Saffa dapat memiliki disiplin diri yang tinggi sehingga setiap kegiatan yang dikerjakan bukan dari perintah seseorang melainkan memang keinginan Mbak Saffa sendiri yang telah merancang, melaksanakan dengan baik dan mengevaluasi setiap kegiatannya menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, nusa dan bangsa serta agama ya ... Aamiin ....

      Hapus
  4. Menurut saya generasi sekarang perlu meningkatkan ke displinan belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Raihan atas komentarnya. Memang benar Mas, generasi sekarang perlu memiliki disiplin diri yang tinggi agar setiap rencana dalam kehidupannya nanti dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dievaluasi setelah rencana kehidupannya dilaksanakan. Disiplin positif merupakan kegiatan yang dapat menggali potensi diri agar menghasilkan rencana kehidupan yang matang untuk dijalani, melaksanakan rencana yang elah dibuat dan mengevaluasi kegiatan kenapa bisa gagal ... Semoga Mas Raihan tidak pernah putus asa dalam belajar karena memiliki disiplin diri yang tinggi dengan terus mengikuti proses belajarnya untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan, nusa dan bangsa serta agama ya ... Aamiin ....

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Metode pembelajaran yang digunakan sangat baik dan mudah dipahami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Kevin atas komentarnya. Metode pendisiplinan positif dapat digunakan kepada peserta didik dengan 5 kondisi kontrol. Dari disiplin positif ini membuat peserta didik mampu merencanakan, melaksanakan bahkan mengevaluasi kegiatan dirinya sendiri untuk mewujudkan SDM yang unggul dan mempersiapkan diri agar dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, nusa dan bangsa serta agama ... Semoga Mas Kevin memiliki disiplin positif yang tinggi ya biar bisa bermanfaat dan memiliki karya yang banyak untuk menguntungkan diri sendiri, keluarga, lingkungan, nusa dan bangsa serta agama ya ... Aamiin ....

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. saya yang tadinya tidak suka MTK menjadi suka karena metode yg di pelajari nya sangat asik dan mudah

    BalasHapus
  9. Metode pembelajaran yang digunakan sangat baik dan mudah

    BalasHapus