A. Tujuan
Setelah
mengikuti sesi ini, peserta pelatihan dapat:
1.
menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik;
2.
menjelaskan pengertian dan
langkah-langkah Problem-based Learning;
3.
menjelaskan pengertian dan
langkah-langkah Project-based Learning;
4.
menjelaskan pengertian dan
langkah-langkah Inquiry Learning;
5.
menjelaskan pengertian dan
langkah-langkah Discovery Learning; dan
6. menerapkan pendekatan dan model-model
pembelajaran sesuai dengan KD.
B. Uraian
Materi
Proses pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Menengah (untuk pelaksanaan Kurikulum 2013) diatur melalui
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 beserta
lampirannya (Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam lampiran Peraturan
Menteri tersebut dinyatakan tentang konsep dasar mengenai proses pembelajaran
yaitu bahwa peserta didik
dipandang sebagai subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari,
mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan
tersebut, pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada
peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya.
Selanjutnya, agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.
Berdasarkan konsep dasar
tersebut sejumlah prinsip pembelajaran dirumuskan sebagai berikut:
a.
peserta
didik difasilitasi untuk mencari tahu;
b.
peserta
didik belajar dari berbagai sumber belajar;
c.
proses
pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
d.
pembelajaran
berbasis kompetensi;
e.
pembelajaran
terpadu;
f.
pembelajaran
yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;
g.
pembelajaran
berbasis keterampilan aplikatif;
h.
peningkatan
keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;
i.
pembelajaran
yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat;
j.
pembelajaran
yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarsa sung
tuladha), membangun kemauan (ing madya mangun karsa), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
k.
pembelajaran
yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
l.
pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran;
m.
pengakuan
atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan
n.
suasana
belajar menyenangkan dan menantang.
Sejalan dengan konsep dasar dan
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, pembelajaran pada Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan.
Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran
kontekstual. Selain itu dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya,
antara lain
discovery
learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.
1.
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014
dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima
langkah kegiatan belajar yakni mengamati (observing),
menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar atau mengasosiasi (associating), mengomunikasikan (communicating) yang
dapat dilanjutkan dengan mencipta.
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik tersebut mengikuti
langkah-langkah pada metode ilmiah. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran
dengan pendekatan saintifik.
a.
Mengamati. Siswa menggunakan
panca inderanya untuk mengamati
fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata pelajaran
satu dan lainnya berbeda. Misalnya, untuk mata pelajaran IPA, siswa mengamati pelangi, untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris, siswa mendengarkan percakapan, untuk
mata pelajaran bahasa Indonesia siswa membaca teks, untuk prakarya siswa mencicipi iga bakar, untuk mata pelajaran matematika siswa mengamati
praktek jual beli di pasar tradisional, dan untuk mata pelajaran IPS siswa mengamati banjir. Siwa dapat mengamati fenomena secara langsung maupun melalui media
audio visual. Hasil yang diharapkan dari
langkah pembelajaran ini adalah
siswa menemukan masalah, yaitu gap of knowledge – apapun yang belum
diketahui atau belum dapat dilakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pada langkah ini guru dapat membantu siswa menginventarisasi segala
sesuatu yang belum diketahui (gap of
knowledge) tersebut. Agar kegiatan mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum pembelajaran
dimulai guru perlu menemukan/mempersiapkan fenomena yang diamati siswa dan
merancang kegiatan
pengamatan untuk siswa menemukan masalah.
b.
Menanya. Siswa merumuskan
pertanyaan tentang apa saja yang
tidak diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat
mencakup pertanyaan-pertanyaan yang
menghendaki jawaban berupa pengetahuan faktual, konseptual, maupun
prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan siswa yang relevan dengan indikator-indikator KD. Guru
Membantu siswa merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang
perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
c.
Mengumpulkan informasi/mencoba.
Siswa mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya melakukan eksperimen, mengamati obyek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber,
membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Guru
menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media, alat peraga/peralatan eksperimen, dan
sebagainya. Guru juga membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi tambahan
yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa memperoleh informasi
atau data yang dibutuhkan. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data atau
informasi yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan yang siswa rumuskan.
d.
Menalar/mengasosiasi. Siswa
menggunakan data atau
informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mereka rumuskan. Pada langkah
ini guru mengarahkan agar siswa dapat menghubung-hubungkan data/informasi yang
diperoleh untuk menarik kesimpulan.
Hasil akhir dari tahap ini adalah simpulan-simpulan yang merupakan jawaban
atas pertanyaan yang dirumuskan pada
langkah menanya.
e.
Mengomunikasikan. Siswa
menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka ke kelas
secara lisan dan/atau tertulis atau melalui media lain.
Pada tahapan pembelajaran ini siswa dapat juga memajang/memamerkan hasilnya di ruang kelas, atau
mengunggah (upload) di blog yang dimiliki. Guru memberikan umpan
balik, meluruskan, memberikan
penguatan, serta memberikan penjelasan/informasi lebih luas. Guru membantu peserta didik untuk menentukan butir-butir penting dan simpulan
yang akan dipresentasikan, baik dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi
informasi.
2.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based
Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari
(otentik) yang bersifat terbuka (open-ended)
untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan
untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran
ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang jarang menggunakan masalah
nyata atau menggunakan masalah nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai
penerapan dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut
dilakukan atas
pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.
Berikut adalah langkah-langkah PBM yang
diadaptasi dari pendapat
Arends (2012) dan Fogarty (1997).
Tabel
1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap
|
Deskripsi
|
Tahap 1
Orientasi terhadap masalah
|
Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta
didik.
|
Tahap 2
Organisasi belajar
|
Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami
masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang
perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi
peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
|
Tahap 3
Penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan
data/informasi (pengetahuan,
konsep, teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan
berbagai alternatif penyelesaian masalah.
|
Tahap 4
Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian
masalah
|
Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah
yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta
didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya
dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides.
|
Tahap 5
Analisis dan evaluasi proses penyelesaian
masalah
|
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses
penyelesaian masalah yang dilakukan.
|
Berikut adalah beberapa contoh
masalah nyata yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah.
a.
IPA
Air
sungai yang membelah suatu kota sangat keruh sehingga tidak aman digunakan
untuk keperluan sehari-hari. Sementara
itu, warga tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan air sungai tersebut. Bagaimanakah
menyelesaikan masalah tersebut?
b. IPS
Suatu keluarga yang terdiri atas
empat orang akan menyewa rumah. Ayah adalah karyawan dengan gaji 4,5 juta
rupiah dan Ibu seorang guru dengan gaji 3,5 juta rupiah. Minggu depan dua anak
yang masing-masing berusia 14 dan 7 tahun akan masuk sekolah. Apa yang perlu
dipertimbangkan oleh keluarga tersebut dalam menentukan lokasi dan harga bagi
mereka untuk menyewa rumah sehingga kebutuhan-kebutuhan lainnya tetap terpenuhi?
c.
Prakarya (Teknologi Budidaya)
Seorang Ibu yang
tinggal di perkotaan ingin sekali menanam berbagai
sayuran yang dibutuhkan sehari-hari. Namun, Ibu tersebut tidak memiliki lahan
yang luas untuk menanam. Ia juga belum tahu jenis sayuran yang sesuai ditanam
di lahan terbatas. Bagaimana memilih dan menanam jenis sayuran yang sesuai
untuk dikonsumsi sehari-hari di lahan yang terbatas dengan biaya yang minimal?
d.
Matematika
Dalam
keadaan darurat seseorang harus diselamatkan melalui pintu jendela yang
tingginya 4 m dengan menggunakan tangga. Dengan pertimbangan keselamatan,
tangga tersebut harus ditempatkan minimum 1 m dari dasar bangunan. Berapa
panjang tangga yang mungkin?
3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning)
Pembelajaran
Berbasis Proyek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan Proyek/kegiatan
sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta
didik untuk menghasilkan produk
dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan
mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil Proyek dalam bentuk desain, skema,
karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja
secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata.
Tabel 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah-langkah
|
Deskripsi
|
Langkah -1
Penentuan Proyek
|
Guru bersama dengan peserta didik
menentukan tema/topik Proyek
|
Langkah -2
Perancangan langkah-langkah penyelesaian Proyek
|
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk
merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian Proyek beserta pengelolaannya
|
Langkah -3
Penyusunan jadwal pelaksanaan Proyek
|
Guru memberikan pendampingan kepada peserta
didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya
|
Langkah -4
Penyelesaian Proyek dengan fasilitasi dan
monitoring guru
|
Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan Proyek yang telah dibuat
|
Langkah -5
Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi
hasil Proyek
|
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk
mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karya
|
Langkah -6
Evaluasi proses dan hasil Proyek
|
Guru dan peserta didik pada akhir proses
pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas Proyek
|
- Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan
tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan
proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental
itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara utuh baik intelektual,
mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan
pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,
akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat
menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses
memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat
sejumlah fakta).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
inkuiri adalah pembelajaranyang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan yang meliputi sikap,
pengetahuan,dan keterampilan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu(benda,
manusiaatau peristiwa), secara sistematis, kritis, logis, dan analitis.
Karakteristik dari Pembelajaran
Inkuiri:
a.
Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
b.
Pengetahuan dibangun oleh peserta didik
melalui proses pencarian.
c.
Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar.
d. Menekankan
pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan.
Tabel
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri
Tahap
|
Deskripsi
|
Tahap 1
Orientasi
|
Guru mengondisikan agar peserta didik siap
melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil
belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik, menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai
tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.
|
Tahap 2
Merumuskan masalah
|
Guru membimbing dan memfasilitasi peserta
didik untuk merumuskan dan memahami
masalah nyata yang telah disajikan.
|
Tahap 3
Merumuskan hipotesis
|
Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
|
Tahap 4
Mengumpulkan data
|
Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.
|
Tahap 5
Menguji hipotesis
|
Guru membimbing
peserta didik dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta
didik atas jawaban yang diberikan.
|
Tahap 6
Merumuskan kesimpulan
|
Guru membimbing
peserta didik dalam proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya
guru mempu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan.
|
- Pembelajaran Penemuan (DiscoveryLearning)
Pembelajaran penemuan
(Discovery Learning) adalah pembelajaran
untuk menemukan konsep, makna, dan
hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1)
mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan
menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada peserta didik; (3) kegiatan
untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Karakteristik dari Discovery Learning:
1)
Peran guru sebagai pembimbing;
2)
Peserta didik belajar secara aktif
sebagai seorang ilmuwan;
3)
Bahan ajar disajikan dalam bentuk
informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan.
Tabel
4. Langkah-langkah
Discovery Learning
Tahap
|
Deskripsi
|
Tahap 1
Persiapan
|
Guru
Menentukan tujuan pembelajaran, identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan
awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)
|
Tahap 2
Stimulasi/pemberian
rangsangan
|
Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik
dalam mengeksplorasi bahan
|
Tahap 3
Identifikasi
masalah
|
Guru
Mengidentifikasi sumber belajardan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah)
|
Tahap 4
Mengumpulkan data
|
Guru Membantu
peserta didik mengumpulan dan
mengeksplorasi data.
|
Tahap 5
Pengolahan data
|
Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi
yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi,
dan sebagainya
|
Tahap 6
Pembuktian
|
Guru membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil
|
Tahap 7
Menarik kesimpulan
|
Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi
hasil penemuannya.
|
1.
Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.
3. Permendikbud No. 53 Tahun 2015 Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
4. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan Melalui Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan
SMA/MA/SMK atau yang Sederajat.
5. Panduan Penilaian Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Pertama.
6. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
7. Silabus Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah.
8. Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 yang terdiri atas Buku Peserta didik dan
Buku Guru untuk masing-masing mata pelajaran.
9. Panduan
Penguatan Proses Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama, 2014
10. Seng Tan O. (Ed),, 2009, Problem-based Learning and Creativity, Virginia, Gale Cengage
Learning
Lembar
Kerja 2
PRAKTIK
MERANCANG
PEMBELAJARAN
(30 menit)
A. Tujuan
Peserta dapat menerapkan
pendekatan dan model-model pembelajaran sesuai dengan KD.
B.
Petunjuk
1. Bentuk kelompok dengan anggota 3 – 4 orang (dapat dalam kelompok yang sudah
dibentuk
sebelumnya).
2. Pilih KD dari KI-3 dan KI-4 (masing-masing satu) dan buatlah rancangan langkah
dan kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan salah satu
model/pendekatan pembelajaran (untuk
tahapan INTI pembelajaran) dengan mengisi format yang disediakan (20 menit).
3. Sajikan
rancangan pembelajaran Anda tersebut (5 menit).
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN/MODEL ....
Mapel :
...
KD 3... :
...
KD 4... :
...
Kegiatan Pembelajaran
|
Langkah-langkah
Pembelajaran
|
Waktu
|
|
||
Pendahuluan
|
|
|
Inti
|
|
|
|
||
|
||
|
||
|
||
|
||
Penutup
|
|
|
SELAMAT BEKERJA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar