Jumat, 10 Juni 2016

MODEL PEMBELAJARAN



A. Tujuan

Setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan dapat:

1.      menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik;
2.      menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Problem-based Learning;
3.      menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Project-based Learning;
4.      menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Inquiry Learning;
5.      menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Discovery Learning; dan
6.      menerapkan pendekatan dan model-model pembelajaran sesuai dengan KD.

B.     Uraian Materi

Proses pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah (untuk pelaksanaan Kurikulum 2013) diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 beserta lampirannya (Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam lampiran Peraturan Menteri tersebut dinyatakan tentang konsep dasar mengenai proses pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Selanjutnya, agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.

Berdasarkan konsep dasar tersebut sejumlah prinsip pembelajaran dirumuskan sebagai berikut:

a.       peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
b.      peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
c.       proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
d.      pembelajaran berbasis kompetensi;
e.       pembelajaran terpadu;
f.       pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;
g.      pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
h.      peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;
i.        pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j.        pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tuladha), membangun kemauan (ing madya mangun karsa), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
k.      pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
l.        pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
m.    pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan
n.      suasana belajar menyenangkan dan menantang.

Sejalan dengan konsep dasar dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Selain itu dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara lain discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.

1.   Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati (observing), menanya  (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar atau mengasosiasi (associating), mengomunikasikan (communicating) yang dapat dilanjutkan dengan mencipta. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik tersebut mengikuti langkah-langkah pada metode ilmiah. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
 a.       Mengamati. Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari.  Fenomena yang diamati pada mata pelajaran satu dan lainnya berbeda. Misalnya, untuk mata pelajaran IPA, siswa mengamati pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, siswa mendengarkan percakapan, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia siswa membaca teks, untuk prakarya siswa mencicipi iga bakar, untuk mata pelajaran matematika siswa mengamati praktek jual beli di pasar tradisional, dan untuk mata pelajaran IPS siswa mengamati banjir. Siwa dapat mengamati fenomena secara langsung maupun melalui media audio visual.  Hasil yang diharapkan dari langkah pembelajaran ini adalah siswa menemukan masalah, yaitu gap of knowledgeapapun yang belum diketahui atau belum dapat dilakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pada langkah ini guru dapat membantu siswa menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahui (gap of knowledge) tersebut.  Agar kegiatan mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum pembelajaran dimulai guru perlu menemukan/mempersiapkan fenomena yang diamati siswa dan merancang kegiatan pengamatan untuk siswa menemukan masalah.
b.       Menanya. Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa  pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan siswa yang relevan dengan indikator-indikator KD. Guru Membantu siswa merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
c.       Mengumpulkan informasi/mencoba. Siswa mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya melakukan eksperimen, mengamati obyek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber, membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Guru menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media, alat peraga/peralatan eksperimen, dan sebagainya. Guru juga membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi tambahan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data atau informasi yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan yang siswa rumuskan.
d.       Menalar/mengasosiasi. Siswa menggunakan data atau informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Pada langkah ini guru mengarahkan agar siswa dapat menghubung-hubungkan data/informasi yang diperoleh untuk menarik kesimpulan. Hasil akhir dari tahap ini adalah simpulan-simpulan yang merupakan jawaban atas  pertanyaan yang dirumuskan pada langkah menanya.
e.       Mengomunikasikan. Siswa menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka ke kelas secara lisan dan/atau tertulis atau melalui media lain.  Pada tahapan pembelajaran ini siswa dapat juga memajang/memamerkan hasilnya di ruang kelas, atau mengunggah (upload) di  blog yang dimiliki. Guru memberikan umpan balik, meluruskan, memberikan penguatan, serta memberikan penjelasan/informasi lebih luas. Guru membantu peserta didik untuk  menentukan butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi informasi.
 2.   Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang jarang menggunakan masalah nyata atau menggunakan masalah nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai penerapan dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.

Berikut adalah langkah-langkah PBM yang diadaptasi dari pendapat Arends (2012) dan Fogarty (1997).

Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap
Deskripsi
Tahap 1
Orientasi terhadap masalah
Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik.
Tahap 2
Organisasi belajar
Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Tahap 3
Penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep, teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah.
Tahap 4
Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah
Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides.
Tahap 5
Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.

Berikut adalah beberapa contoh masalah nyata yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah.

a.       IPA
Air sungai yang membelah suatu kota sangat keruh sehingga tidak aman digunakan untuk keperluan sehari-hari. Sementara itu, warga tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan air sungai tersebut. Bagaimanakah menyelesaikan masalah tersebut?
b.       IPS
Suatu keluarga yang terdiri atas empat orang akan menyewa rumah. Ayah adalah karyawan dengan gaji 4,5 juta rupiah dan Ibu seorang guru dengan gaji 3,5 juta rupiah. Minggu depan dua anak yang masing-masing berusia 14 dan 7 tahun akan masuk sekolah. Apa yang perlu dipertimbangkan oleh keluarga tersebut dalam menentukan lokasi dan harga bagi mereka untuk menyewa rumah sehingga kebutuhan-kebutuhan lainnya tetap terpenuhi?
c.       Prakarya (Teknologi Budidaya)
Seorang Ibu yang tinggal di perkotaan ingin sekali menanam berbagai sayuran yang dibutuhkan sehari-hari. Namun, Ibu tersebut tidak memiliki lahan yang luas untuk menanam. Ia juga belum tahu jenis sayuran yang sesuai ditanam di lahan terbatas. Bagaimana memilih dan menanam jenis sayuran yang sesuai untuk dikonsumsi sehari-hari di lahan yang terbatas dengan biaya yang minimal?
d.      Matematika
Dalam keadaan darurat seseorang harus diselamatkan melalui pintu jendela yang tingginya 4 m dengan menggunakan tangga. Dengan pertimbangan keselamatan, tangga tersebut harus ditempatkan minimum 1 m dari dasar bangunan. Berapa panjang tangga yang mungkin?
  
3.   Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning)

Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan Proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil Proyek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata.

Tabel 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah-langkah
Deskripsi
Langkah -1
Penentuan Proyek

Guru bersama dengan peserta didik menentukan tema/topik Proyek
Langkah -2
Perancangan langkah-langkah penyelesaian Proyek
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian Proyek beserta pengelolaannya

Langkah -3
Penyusunan jadwal pelaksanaan Proyek
Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya
Langkah -4
Penyelesaian Proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Guru memfasilitasi dan memonitor  peserta didik dalam melaksanakan  rancangan Proyek yang telah dibuat
Langkah -5
Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil Proyek
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karya
Langkah -6
Evaluasi proses dan hasil Proyek
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas Proyek


  1. Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaranyang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan yang meliputi sikap, pengetahuan,dan keterampilan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu(benda, manusiaatau peristiwa), secara sistematis, kritis, logis, dan analitis.

Karakteristik dari Pembelajaran Inkuiri:

a.       Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
b.      Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.
c.       Peran guru  sebagai fasilitator  dan pembimbing peserta  didik dalam belajar.
d.      Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan.

Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri
Tahap
Deskripsi
Tahap 1
Orientasi
Guru mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.
Tahap 2
Merumuskan masalah
Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan.
Tahap 3
Merumuskan hipotesis
Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan  berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
Tahap 4
Mengumpulkan data
Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
Tahap 5
Menguji hipotesis
Guru membimbing peserta didik dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan.


Tahap 6
Merumuskan kesimpulan
Guru membimbing peserta didik dalam proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan.

  1. Pembelajaran Penemuan (DiscoveryLearning)

Pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah pembelajaran untuk  menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada peserta didik; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Karakteristik dari Discovery Learning:

1)         Peran guru sebagai pembimbing;
2)         Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan;
3)         Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat   kesimpulan.

Tabel 4. Langkah-langkah Discovery Learning
Tahap
Deskripsi
Tahap 1
Persiapan
Guru Menentukan tujuan pembelajaran, identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya  belajar, dan sebagainya)


Tahap 2
Stimulasi/pemberian rangsangan
Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan
Tahap 3
Identifikasi masalah
Guru Mengidentifikasi  sumber belajardan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

Tahap 4
Mengumpulkan data
Guru Membantu peserta didik  mengumpulan  dan  mengeksplorasi  data.
Tahap 5
Pengolahan data
Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya
Tahap 6
Pembuktian
Guru membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil
Tahap 7
Menarik kesimpulan
Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.



1.      Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2.      Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
3.      Permendikbud No. 53 Tahun 2015 Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
4.      Permendikbud No. 57 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan  Melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat.
5.      Panduan Penilaian Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
6.      Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
7.      Silabus Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
8.      Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 yang terdiri atas Buku Peserta didik dan Buku Guru untuk masing-masing mata pelajaran.
9.      Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama, 2014
10.  Seng Tan O. (Ed),, 2009, Problem-based Learning and Creativity, Virginia, Gale Cengage Learning

 Lembar Kerja 2
PRAKTIK MERANCANG PEMBELAJARAN
(30 menit)

A.      Tujuan

Peserta dapat menerapkan pendekatan dan model-model pembelajaran sesuai dengan KD.

B.        Petunjuk

1.      Bentuk kelompok dengan anggota 34 orang (dapat dalam kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya).
2.      Pilih  KD dari KI-3 dan KI-4 (masing-masing satu) dan buatlah rancangan langkah dan kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan salah satu model/pendekatan pembelajaran (untuk tahapan INTI pembelajaran) dengan mengisi format yang disediakan (20 menit).
3.      Sajikan rancangan pembelajaran Anda tersebut (5 menit).

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN/MODEL ....

Mapel          : ...
KD 3...        : ...
KD 4...        : ...


Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu

Pendahuluan


Inti







Penutup


 
SELAMAT BEKERJA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar