Jumat, 15 Oktober 2021

Ceritaku di Tahun 2021

 Diawali dengan sampainya kami sekeluarga kecuali Ayah (orang tuaku) dari jalan-jalan ke luar kota, Ayah mulai sedih ku tinggal. Apa lagi saat 2021 di bulan Januari merupakan bulan ke 10 Corono-19 menghampiri Indonesia, maka Ayah sering ku tinggal di rumah jika ku keluar rumah. Dari situ lah kegembiraan Ayah mulai menurun sehingga semangat jalan juga menurun. Untuk merayunya, ku bawa jalan-jalan kunjungi family yang masih diingatnya dan itu menghibur hatinya, tetapi itu dihari Sabtu dan Minggu saja. Masih banyak mintanya yang tidak ku penuhi untuk jaga kesehatan dan tetap semangat dalam jalani kehidupan yang diberikan Allah SWT. Alhamdulillah pada 7 Maret 2021 kami merayakan ulang tahun Ayah ke 90 tahun. Yang ikutan acara tersebut hanya keluarga Adikku dan Keluargaku saja karena keluarga Kakakku tak berani keluar dari rumah. Ini fotonya di bawah:

 

 

Mereka berdua yang tiada dalam kurun waktu yang berdekatan, Semoga diampuni segala dosanya, Aamiin.


 Foto berempat yang terakhir


Esok tiada lagi foto bersama Ayah dan Adikku yang kusayangi ....


Terlihat sehat dan kompak hadapi masa depan. Setelah Maret, Ayah ngambek karena ditempat makan tersebut Ayah tak diberikan ice cream. Setiap kesempat berucap, beliau selalu minta ice cream dan sudah diberi pengertian tak boleh makan Ice Cream tetap tidak bergeming dari ice creamnya. Jika diberi Ice Cream, batuk dan saat Batuk gimana kalau orang memandangnya corona padahal orang tua itu biasa batuk. Serba salah dengan suasana seperti ini dan waktu berlalu dengan cepat dan waktu Ayah yang ditentukan Allah SWT sudah habis, Beliau sudah menjaga ku 55 tahun 5 bulan 24 hari. Dengan kepergian Beliau, badan ku ambruk dan kesehatanku menurun dan kesehatan Adikku juga Ambruk karena kami merasa kami paling disayangi Ayah, tetapi kami harus jalani kehidupan selanjutnya yang tidak berhenti sampai di sini. Acara 7 hari kami masih bisa mengadakannya dengan normal, acara 40 hari Ayah merupakan puncak kelelahan Adikku dan Aku dalam melaksananya dan disaat orang lain mengaji untuk Ayahnya Dia tertidur di kamar Ayah. Setelah 40 hari Ayah, keluargaku tak ada yang keluar rumah dan makan dengan makanan yang ada di rumah saja sebagai penambah tenaga, tetapi Adikku yang sudah punya penyakit maag tak bisa dengan makanan yang ada di rumahnya saja karena yang dirumahnya bukan makanan lembek. Saat ku telpon wajahnya pucat dan tidak bergairah untuk menyapaku, tetapi Saya juga tidak bisa keluar rumah karena sakit juga, tetapi mataku masih bergairah jika lihat makanan. Tanggal 23 Juni 2021 setelah kepergian Ayah Tanggal 9 Mei 2021 kutemui Adikku agar makan regal walau sepotong yang penting masuk makan dan ku percayakan kepada keluarganya agar bisa memberinya makan regal. Ternyata paginya tanggal 24 Juni 2021 keluarganya memanggil ku tuk antarkan Adikku ke Rumah Sakit dan di sini tempat Adikku menutupkan matanya yang terakhir. Manusia berencana Allah yang mengatur, saat Ayahku ada, Adikku selalu berucap ke Ayah untuk menjagaku karena Dia merasa paling kuat dan lebih pintar dari kami (kakak-kakaknya). Guncangan kedua membuat luka sehingga tak berani melihat foto Adik dan Ayah selama 3 bulan atau bertemu dengan anak-anak Adik. Alhamdulillah Anak Bujangku menghiburku dengan berita mau melamar anak gadis, langsung tidak pikir panjang apakah ada dana atau tidak maka ku Iyakan saja permintaannya sambil mengajak anak bujanganku untuk berdoa agar yakin dengan Allah. Jika kita yakin dengan Allah maka Tentara Allah nanti yang membantu, Aamiin. Tak terasa acara perkenalan laki ke perempuan, perempuan ke laki, lamaran dan akad nikah sudah terlewati dari Agustus sampai pertengahan Oktober tepatnya tanggal 13 Oktober 2021, begitu cepat memang dan itulah jalan yang sebaiknya disegerakan. Semoga Sakinah, Mawadah wa Rahmah ya Anak dan Menantuku ... Aamiin .....       

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar