Jumat, 25 Maret 2011

IBU

IBU
Saat ku berumur 15 tahun, beliau pulang kerja yang ingin memelukku.
Sebagai balasannya, ku kunci pintu kamarku.
Saat ku berumur 16 tahun, beliau ajari aku mengemudikan mobilnya.
Sebagai balasannya, ku pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat ku berumur 17 tahun, beliau sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, ku pakai telepon nonstop semalaman.
Saat ku berumur 18 tahun, beliau menangis terharu ketika ku lulus SMA.
Sebagai balasannya, ku berpesta dengan temanku hingga pagi.
Saat ku berumur 19 tahun, beliau bayar biaya kuliahku dan mengantarku ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, ku minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar ku tidak malu di depan teman-temanku.
Saat ku berumur 20 tahun, beliau bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, ku jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”
Saat ku berumur 21 tahun, beliau menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirku di masa depan. Sebagai balasannya, ku katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”
Saat ku berumur 22 tahun, beliau memelukku dengan haru saat ku lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, ku tanya dia kapan ku bisa jalan-jalan ke Bali.
Saat ku berumur 23 tahun, beliau membelikanku 1 set furniture untuk rumah baruku.
Sebagai balasannya, ku ceritakan pada temanku betapa jeleknya furniture itu.
Saat ku berumur 24 tahun, beliau bertemu dengan tunanganku dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, ku mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”
Saat ku berumur 25 tahun, beliau mambantuku membiayai pernikahanku.
Sebagai balasannya, ku pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat ku berumur 30 tahun, beliau memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayiku. Sebagai balasannya, ku katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”
Saat ku berumur 40 tahun, beliau menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, ku jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”
Saat ku berumur 50 tahun, beliau sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanku.
Sebagai balasannya, ku bacakan tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari …, beliau meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba …… ku teringat semua yang belum pernah ku lakukan padanya, mereka datang menghantam HATI ku bagaikan palu godam.
IBU…. MAAFKAN ANAKMU YANG SELALU LALAI MENJAGA PERASAANMU….
KAN KU GERAKKAN SELALU, LANGKAH KAKIKU ....
SEPERTI DOAMU ... AGAR KU BISA MENJADI HAMBA ALLAH YANG BERTAWAKAL, TAHU BERSYUKUR, YANG BERGUNA BAGI DIRINYA SENDIRI, BERGUNA BAGI KELUARGA, BERGUNA BAGI LINGKUNGAN, BERGUNA BAGI NUSA DAN BANGSA SERTA BERGUNA BAGI AGAMA …. AMIN….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar