2. Pembuktian Barisan dengan metode:
a. langsung,
PEMBUKTIAN
LANGSUNG diterapkan
untuk membuktikan teorema yang berbentuk implikasi p →
q . Di sini p sebagai hipotesis digunakan
sebagai fakta yang diketahui atau sebagai asumsi. Selanjutnya, dengan
menggunakan p kita harus menunjukkan berlaku q. Secara logika pembuktian
langsung ini ekuivalen dengan membuktikan bahwa pernyataan p →
q benar dimana diketahui p benar.
CONTOH
Buktikan 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1), untuk masing-masing n bilangan asli.
p : 2 + 4 + 6 + ... + 2n
q : n(n + 1)
Bilangan asli = {1, 2, 3, ... , n}
misal n = 9 maka p : 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 + 14 + 16 + 18 = 90 pernyataan benar dan q : 9(9 + 1) = 90 juga pernyataan benar p ekuivalen dengan q maka 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n(n + 1), untuk masing-masing n bilangan asli terbukti pernyataan benar
b. tak langsung,
PEMBUKTIAN
TAK LANGSUNG diterapkan berdasarkan nilai
kebenaran suatu implikasi p →
q
ekuivalen dengan nilai kebenaran kontraposisinya ~q → ~p. Jadi pekerjaan membuktikan kebenaran pernyataan
implikasi dibuktikan lewat kontraposisinya.
CONTOH
Buktikan 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1), untuk masing-masing n bilangan asli.
p : 2 + 4 + 6 + ... + 2n dan ingkaran p = bukan 2 + 4 + 6 + ... + 2n
q : n (n + 1) dan ingkaran q = bukan n (n + 1)
n merupakan Bilangan Asli = {1, 2, 3, ..., n} akan dibuktikan bukan 2 + 4 + 6 + ... + 2n = bukan n (n + 1) dan Bilangan Asli = { 1, 2, 3, 4, ...}
misal n = 4 maka p: 2 + 4 + 6 + 8 = 20 dan ingkarannya bukan 20 pernyataan salah dan q: 4(4 + 1) = 20 dan ingkarannya bukan 20 karena bukan 20 terbukti bukan 20 maka pembuktian tak langsung menunjukkan bahwa 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n (n + 1)
c. Kontradiksi,
PEMBUKTIAN
DENGAN KONTRADIKSI diterapkan berdasarkan arti Suatu
kontradiksi yaitu terjadi satu atau lebih pernyataan yang bertentangan.
CONTOH
Buktikan 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1), untuk masing-masing n bilangan asli.
p : 2 + 4 + 6 + ... + 2n
q : n (n + 1)
misalkan n = 7 maka 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 + 14 = 56 dan 7 (7 + 1) = 56 pernyataan benar
misalkan n = k maka 2 + 4 + 6 + ... + 2k dinyataka bukan k (k + 1) maka menjadi pernyataan salah karena menunjukkan bahwa hasil dari 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 + 14 = 56 dan 7 (7 + 1) = bukan 56 dan itu kontradiksi/bertentangan dengan pernyataan bahwa 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n (n + 1) yang sebenarnya
adalh 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 + 14 = 56 dan 7 (7 + 1) = 56 merupakan pernyataan benar jadi terbukti bertentangan/kontradiksi 2 + 4 + 6 + ... + 2n hasilnya bukan n (n + 1)
melainkan 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1) terbukti
d. Induksi Matematika
PEMBUKTIAN
DENGAN INDUKSI MATEMATIKA diterapkan berdasarkan Prinsip
induksi matematika yaitu untuk inferensi terhadap pernyataan tentang n
dimana n berjalan pada himpunan bilangan bulat, biasanya himpunan bilangan asli atau pada himpunan bagian bilangan asli. Biasanya pernyataan tentang
bilangan asli n dinyatakan dengan P(n).
Prinsip INDUKSI MATEMATIKA adalah: (i) P(1) benar, (ii) jika P(k) benar maka P(k + 1) benar, Kesimpulannya maka P(n) benar untuk setiap n.
Menerapkan induksi matematika adalah untuk membuktikan kebenaran implikasi p →
q pada (ii).
Di sini kita perlu membuktikan kebenaran pernyataan P(k+1) dengan
diketahui kebenaran P(k).
CONTOH
Buktikan 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1), untuk masing-masing n bilangan asli.
p : 2 + 4 + 6 + ... + 2n
q : n (n + 1)
akan dibuktikan dengan langkah Prinsip INDUKSI MATEMATIKA yaitu:
(i) P(1) benar, (ii) jika P(k) benar maka P(k + 1) benar, Kesimpulannya maka P(n) benar untuk setiap n.
(i) P(1) 2 = 1 (1 + 1) maka P(1) membuktikan pernyataan benar 2 = 2
(ii) P(k) atau P(5) 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 5 (5 + 1) membuktikan pernyataan benar 30 = 30
bisa juga P(k) 2 + 4 + 6 + ... + 2k = k (k + 1) pernyataan benar maka
(iii) P (k + 1) menjadi 2 + 4 + 6 + ... + 2 k + 2(k + 1) = (k + 1) [(k + 1) + 1]
atau 2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2k + 2 = (k + 1)(k + 1 + 1)
atau (2 + 4 + 6 + ... + 2k) + 2k + 2 = (k + 1)(k + 2)
atau k (k + 1) + 2k + 2 = k.k + 2k + 1k + 2
atau k . k + k + 2k + 2 = k.k + 3k + 2
atau k. k + 3k + 2 = k . k + 3k + 2 merupakan pernyataan benar
karena (i) P(1) benar, (ii) jika P(k) benar maka P(k + 1) benar, Kesimpulannya maka P(n) benar untuk setiap n.
terbukti bahwa 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n (n + 1)
3. Pembuktian ketidaksamaan/ pertidaksamaan dengan metode:
a. langsung,
PEMBUKTIAN
LANGSUNG diterapkan
untuk membuktikan teorema yang berbentuk implikasi p →
q . Di sini p sebagai hipotesis digunakan
sebagai fakta yang diketahui atau sebagai asumsi. Selanjutnya, dengan
menggunakan p kita harus menunjukkan berlaku q. Secara logika pembuktian
langsung ini ekuivalen dengan membuktikan bahwa pernyataan p →
q benar dimana diketahui p benar.
CONTOH
Buktikan 3n < 2n , setiap bilangan asli n ≥ 4
Jawab :
P(n) : 3n < 2n
Akan dibuktikan P(n) berlaku untuk n ≥ 4, n ∈ setiap bilangan asli n ≥ 4
Akan ditunjukkan P(4) benar
3.4 = 12 < 24 = 16
Jadi, P(4) benar
b. tak langsung,
PEMBUKTIAN
TAK LANGSUNG diterapkan berdasarkan nilai
kebenaran suatu implikasi p →
q
ekuivalen dengan nilai kebenaran kontraposisinya ~q → ~p. Jadi pekerjaan membuktikan kebenaran pernyataan
implikasi dibuktikan lewat kontraposisinya.
CONTOH
Buktikan 3n < 2n, setiap bilangan asli n ≥ 4
Jawab:
p = 3n dan ingkarannya p bukan 3n
q = 2n dan ingkarannya q bukan 2n
Akan dibuktikan bahwa bukan 3n < bukan 2n
Akan ditunjukkan P(4) 3.4 = 12 dan ingkarannya bukan 12, serta 24 = 16 dan ingkarannya bukan 16
jika P(4) bukan 12 < bukan 16 merupakan pernyataan benar maka terbukti bahwa 3n < 2n, n ≥ 4
dengan metode pembuktian tak langsung terbukti bahwa P(n) berlaku untuk setiap bilangan asli n ≥ 4.
c. Kontradiksi,
PEMBUKTIAN
DENGAN KONTRADIKSI diterapkan berdasarkan arti Suatu
kontradiksi yaitu terjadi satu atau lebih pernyataan yang bertentangan.
CONTOH
Buktikan 3n < 2n, setiap bilangan asli n ≥ 4
Jika 3n < Bukan 2n akan menjadi pernyataan salah karena 3n < 2n bukti 3.4 = 12 < 24 = 16 pernyataan benar
pembuktian kontradiksi yang menunjukkan bahwa TERBUKTI 3n < 2n, setiap bilangan asli n ≥ 4
d. Induksi Matematika
PEMBUKTIAN
DENGAN INDUKSI MATEMATIKA diterapkan berdasarkan Prinsip
induksi matematika yaitu untuk inferensi terhadap pernyataan tentang n
dimana n berjalan pada himpunan bilangan bulat, biasanya himpunan
bilangan asli atau pada himpunan bagian bilangan asli. Biasanya
pernyataan tentang
bilangan asli n dinyatakan dengan P(n).
Prinsip INDUKSI MATEMATIKA adalah: (i) P(1) benar, (ii) jika P(k) benar maka P(k + 1) benar, Kesimpulannya maka P(n) benar untuk setiap n.
Menerapkan induksi matematika adalah untuk membuktikan kebenaran implikasi p →
q pada (ii).
Di sini kita perlu membuktikan kebenaran pernyataan P(k+1) dengan
diketahui kebenaran P(k).
CONTOH
Buktikan 3n < 2n, setiap bilangan asli n ≥ 4
Jawab :
P(n) : 3n < 2n
Akan dibuktikan P(n) berlaku untuk n ≥ 4, n ∈ Bilangan bulat
Langkah Dasar:
Akan ditunjukkan P(4) benar
3.4 = 12 < 24 = 16
Jadi, P(4) benar
Langkah Induksi:
Asumsikan P(k) benar, yaitu
3k < 2k, k ≥ 4
Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar, yaitu
3(k + 1) < 2k+1
3(k + 1) = 3k + 3
3(k + 1) < 2k + 3
(karena 3k < 2k)
3(k + 1) < 2k + 2k
(karena 3 < 3k < 2k)
3(k + 1) = 2(2k)
3(k + 1) = 2k+1
Jadi, P(k + 1) juga benar
Berdasarkan prinsip induksi matematika, terbukti bahwa 3n < 2n , P(n) berlaku untuk setiap bilangan asli n ≥ 4.
4. Pembuktian keterbagian dengan metode:
a. langsung,
PEMBUKTIAN
LANGSUNG diterapkan
untuk membuktikan teorema yang berbentuk implikasi p →
q . Di sini p sebagai hipotesis digunakan
sebagai fakta yang diketahui atau sebagai asumsi. Selanjutnya, dengan
menggunakan p kita harus menunjukkan berlaku q. Secara logika pembuktian
langsung ini ekuivalen dengan membuktikan bahwa pernyataan p →
q benar dimana diketahui p benar.
CONTOH
Buktikan 6n + 4 habis dibagi 5, untuk
setiap n bilangan asli.
Jawab :
P(n) : 6n + 4 habis dibagi 5
Akan dibuktikan P(n) benar untuk setiap n ∈ N.
61 + 4 = 10 habis dibagi 5 terbukti bahwa 6n + 4 habis dibagi 5, untuk setiap n bilangan asli.
Bilangan bulat a habis dibagi bilangan bulat b jika
terdapat bilangan bulat m sehingga berlaku a = bm.
Sebagai contoh, “10 habis dibagi 5” benar karena terdapat bilangan bulat m = 2
sehingga 10 = 5.2. Jadi, pernyataan “10 habis dibagi 5” dapat kita tulis
menjadi “10 = 5m, untuk m bilangan bulat”.
b. tak langsung,
PEMBUKTIAN
TAK LANGSUNG diterapkan berdasarkan nilai
kebenaran suatu implikasi p →
q
ekuivalen dengan nilai kebenaran kontraposisinya ~q → ~p. Jadi pekerjaan membuktikan kebenaran pernyataan
implikasi dibuktikan lewat kontraposisinya.
CONTOH
Buktikan 6n + 4 habis dibagi 5, untuk
setiap n bilangan asli.
Jawab :
P(n) : 6n + 4 habis dibagi 5
Akan dibuktikan P(n) benar untuk setiap n ∈ N.
Akan ditunjukkan P: 61 + 4 = 10 dan ingkarannya bukan 10 sedangkan q : habis dibagi 5 dan ingkarannya tidak habis dibagi 5 sehinggap pernyatannya menjadi benar jika bukan 10 dan tidak habis dibagi 5 sehingga terbukti bahwa 6n + 4 habis dibagi 5, untuk
setiap n bilangan asli
Bilangan bulat a habis dibagi bilangan bulat b jika
terdapat bilangan bulat m sehingga berlaku a = bm.
Sebagai contoh, “10 habis dibagi 5” benar karena terdapat bilangan bulat m = 2
sehingga 10 = 5.2. Jadi, pernyataan “10 habis dibagi 5” dapat kita tulis
menjadi “10 = 5m, untuk m bilangan bulat”.
c. Kontradiksi,
PEMBUKTIAN
DENGAN KONTRADIKSI diterapkan berdasarkan arti Suatu
kontradiksi yaitu terjadi satu atau lebih pernyataan yang bertentangan.
CONTOH
Buktikan 6n + 4 habis dibagi 5, untuk
setiap n bilangan asli.
Jawab :
P(n) : 6n + 4 habis dibagi 5
Akan dibuktikan P(n) benar untuk setiap n ∈ N.
Langkah Dasar:
Akan ditunjukkan bahwa 61 + 4 = 10 tidak habis dibagi 5 merupakan pernyataan salah karena 10 habis dibagi 5
Berdasarkan pembuktian dengan cara kontradiksi, terbukti bahwa 6n +
4 habis dibagi 5, untuk setiap n bilangan asli.
Bilangan bulat a habis dibagi bilangan bulat b jika
terdapat bilangan bulat m sehingga berlaku a = bm.
Sebagai contoh, “10 habis dibagi 5” benar karena terdapat bilangan bulat m = 2
sehingga 10 = 5.2. Jadi, pernyataan “10 habis dibagi 5” dapat kita tulis
menjadi “10 = 5m, untuk m bilangan bulat”.
d. Induksi Matematika
PEMBUKTIAN
DENGAN INDUKSI MATEMATIKA diterapkan berdasarkan Prinsip
induksi matematika yaitu untuk inferensi terhadap pernyataan tentang n
dimana n berjalan pada himpunan bilangan bulat, biasanya himpunan
bilangan asli atau pada himpunan bagian bilangan asli. Biasanya
pernyataan tentang
bilangan asli n dinyatakan dengan P(n).
Prinsip INDUKSI MATEMATIKA adalah: (i) P(1) benar, (ii) jika P(k) benar maka P(k + 1) benar, Kesimpulannya maka P(n) benar untuk setiap n.
Menerapkan induksi matematika adalah untuk membuktikan kebenaran implikasi p →
q pada (ii).
Di sini kita perlu membuktikan kebenaran pernyataan P(k+1) dengan
diketahui kebenaran P(k).
CONTOH
Buktikan 6n + 4 habis dibagi 5, untuk
setiap n bilangan asli.
Jawab :
P(n) : 6n + 4 habis dibagi 5
Akan dibuktikan P(n) benar untuk setiap n ∈ N.
Langkah Dasar:
Akan ditunjukkan P(1) benar
61 + 4 = 10 habis dibagi 5
Jadi, P(1) benar
Langkah Induksi:
Asumsikan P(k) benar, yaitu
6k + 4 habis dibagi 5, k ∈ N
Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar, yaitu
6k+1 + 4 habis dibagi 5.
6k+1 + 4 = 6(6k)+ 4
6k+1 + 4 = 5(6k) + 6k + 4
Karena 5(6k) habis dibagi 5 dan 6k + 4 habis
dibagi 5, akibatnya 5(6k) + 6k + 4 juga habis
dibagi 5.
Jadi, P(k + 1) benar.
Berdasarkan prinsip induksi matematika, terbukti bahwa 6n + 4 habis dibagi 5, untuk setiap n bilangan asli.
Bilangan bulat a habis dibagi bilangan bulat b jika
terdapat bilangan bulat m sehingga berlaku a = bm.
Sebagai contoh, “10 habis dibagi 5” benar karena terdapat bilangan bulat m = 2
sehingga 10 = 5.2. Jadi, pernyataan “10 habis dibagi 5” dapat kita tulis
menjadi “10 = 5m, untuk m bilangan bulat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar