KBR68H - Guru, kita menyebutnya Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Katanya nih, Sobat Teen, banyak remaja sekarang engga mau jadi guru. Hmm, kira-kira kenapa ya?
“Kamu tertarik engga jadi guru? Engga, harus sabar, aku engga bisa sabar. Kalau jadi guru engga enak ngurus anak-anak yang bandel. Kalau gua jujur, gua tuh agak kurang tertarik jadi guru soalnya kalau liat anak-anak udah bosan. Terus cara gua ngajar, pasti mereka engga ngerti”
Rekan-rekan kita ternyata lebih memilih cita-cita jadi dokter, pengacara, dan pilot. Bahkan ada anggapan, anak cerdas sama sekali engga ingin jadi guru.
Sebenarnya, Sobat Teen, kebutuhan akan tenaga guru sangat besar. Di daerah-daerah, guru sangat dibutuhkan karena hanya sedikit yang mau mengajar. Sementara, di kota besar seperti Jakarta, justru terjadi penumpukan tenaga guru. Pengamat pendidikan dari Forum Guru Independen, Bapak Suparman, mengatakan kebutuhan akan tenaga guru ada di mata pelajaran IPA.
“Iya, untuk mata pelajaran tertentu terutama IPA, itu saya tidak tahu persis, tetapi memang ada kekurangan semacam itu. Itu terkait dengan peminatan calon-calon guru terhadap mata pelajaran IPA sehingga tingkat kelulusan guru-guru IPA pun terbatas. Kemudian disebabkan minat guru-guru IPA yang bekerja di kota.”
Bapak Suparman juga menghimbau anak-anak sekarang untuk mau menjadi guru. Selain berperan mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah juga sudah memperhatikan kesejahteraan korps pahlawan tanpa tanda jasa ini.
“Guru itu, pertama punya misi mulia. Mencerdasakan kehidupan bangsa. Kemudian membimbing orang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Dari kegelapan menjadi terang. Itu misinya sangat mulia sekali. Ini saya kira perlu ditanamkan ke anak-anak.”
Nah, untuk menarik minat pelajar menjadi guru, baru-baru ini SMPN 11 Jakarta mengadakan lomba Guru Cilik. Peserta dibebaskan untuk memilih mata pelajaran yang ingin mereka sampaikan. Para peserta mengajar di tengah lapangan sekolah dan ditonton ratusan siswa, loh.
Menurut panitia lomba, Ibu Lizza Novrida, dengan lomba ini diharapkan banyak siswa yang tertarik menjadi guru.
“Senang sekali, antusias. Apalagi dikatakan ini latihan kalian menjadi seorang pemimpin. Nah kalau misalnya kalian jadi guru cilik, kalian harus jual ide kalian, bagaimana kalian bisa meyakinkan orang, nah itu latihan buat kalian. Yang dinilai penampilan, ketepatan waktu, dan penguasaan materi.”
Tapi diluar pentingnya profesi guru, siswa juga berharap para guru bisa menjadi sosok yang serius tapi santai.
“Sosok guru favorit? Cara ngajar mudah dipahami, asik, terus engga ngebosenin. Kalau di pelajaran engga terlalu serius, engga terlalu marah, tegas cuma ada lucu-lucunya. Bisa serius tapi engga terlalu serius juga, ada waktu juga untuk bercanda.”