Rabu, 09 Februari 2011

BOHONG

Bohong

Bila anda ingin sukses sebagai pemimpin, atau anda ingin meraih keuntungan baik
keuntungan secara ekonomis ataupun politis, hanya ada satu kunci sukses: berbohong!

Machiavelli mengingatkan kita semua, 'Buat seorang penipu ulung, selalu ada banyak
orang yang siap ditipu.' Menipu dan berbohong adalah tekhnik yang paling efektif dalam menguasai massa. Bila anda bisa menang dengan menipu, lakukan tipuan. Bila dengan kejujuran anda kalah, campakkan kejujuran tersebut.

Namun apa sebenarnya kebohongan itu?
Sissela Bok memberi definis yang bagus. Kebohongan adalah mengkomunikasikan pesan yang dimaksudkan untuk menyesatkan orang lain, untuk membuat orang lain itu percaya apa yang kita sendiri tidak percayai. Kebohongan bukan saja misinformasi tetapi juga meliputi segala pernyataan atau perbuatan yang direkayasa untuk menyesatkan, mengecoh atau membingungkan.

Lebih celaka lagi, bagi penganut mazhab berbohong ini, kebenaran adalah kebohongan yang terus menerus diulang dan diceritakan ribuan kali. Orang yang berbuat
bohong selalu menciptakan ribuan skenario. Bila satu skenario gagal, diciptakanlah skenario baru. Begitu seterusnya. Kebohongan memang hanya dapat dipertahankan
dengan kebohongan lagi. Bila anda ingin berbohong, ulangi dusta itu ribuan kali. Nati anda akan takjub bahwa orang-orang akan menganggap itulah kebenaran.

Namun mengapa orang harus berbohong? Orang berbohong biasanya disebabkan tiga hal, yaitu kebiasaan, kerakusan dan kedengkian. Satu saja sebab ini ada pada diri kita, dapat dipastikan kita pasti gemar berbohong.

Jikalau ada anak dibesarkan dalam keluarga yang biasa berbohong, dia akan tumbuh sebagai pembohong nantinya. Jikalau sepasang suami isteri biasa berbohong pada sejawatnya, satu waktu nanti diantara suami-isteri pun akan saling membohongi. Kerakusan kita terhadap apa saja, baik itu jabatan, uang ataupun kenikmatan duniawi lainnya, akan membuat kita sadar atau tidak sadar menjadi pembohong kelas berat.
Kedengkian, berbarengan dengan permusuhan kepada golongan lain, mendorong orang untuk menjatuhkan orang lain itu dengan kebohongan.

Kepada mereka yang suka berbohong, cukuplah tiga ayat berikut ini:
"....Sesungguhnya Allah tak akan memberikan petunjuk kepada orang yang keterlaluan dan suka berbohong (QS 40:28);
Kecelakaanlah bagi setiap pembohong yang berdosa (QS45:17);
Sesungguhnya yang berbuat bohong itu hanyalah orang-orang yang tidak percaya kepada ayat-ayat Allah....(QS 16:105).

Nabi yang mulia mengingatkan para pendusta, 'Pengkhianatan yang paling besar ialah engkau memberi informasi kepada saudaramu, yang informasi itu mereka percayai, padahal engkau sendiri berdusta (Bukhari dan Abu Dawud).

Kepada mereka yang sering berbohong, ada baiknya kita sampaikan bahwa lambat laun orang akan menyadari dan mencium aroma dusta di lidah anda. Perlahan tapi pasti,
setiap orang akan mendeteksi kebohongan anda. Di saat itu terjadi, anda akan terkejut menyadari betapa sempitnya dunia ini ketika semua orang mengetahui kebohongan anda. Yang anda bisa lakukan hanyalah berhenti dan bertobat,
atau mencari mangsa baru yang belum tahu siapa anda. Beruntunglah anda bila memilih yang pertama, dan celakalah anda bila anda masih saja mencari mangsa baru.

Lebih celaka lagi, adalah mereka yang selalu menjadi korban kebohongan, namun tidak sadar dan terus memilih anda sebagai pemimpinnya dan selalu menyediakan ruang bagi
anda untuk terus berbohong.

Muslim yang baik, tak akan jatuh dua kali pada lubang yang sama.